Kalau Anda tidak bisa dicari,
maka Anda tidak akan bisa ditemukan

 

Mantra singkat tersebut secara jelas menjabarkan kontribusi yang diberikan oleh Google. Dunia berubah, internet memberikan kemudahan dan cara baru untuk mencari ataupun mendapatkan sesuatu. Lewat ujung jari yang terhubung lewat mouse dan keyboard komputer, maka informasi dunia dengan mudahnya segera terhubung dengan satu klik saja.

Bagaimana dengan dunia institusi pendidikan? Tidak ada yang berbeda, juga turut berubah mengikuti perkembangan dunia. Tak lagi menjadi hal yang luarbiasa bila seseorang ingin mencari tempat sekolah/kuliah yang baik maka ia akan memulai pencariannya lewat mesin pencari Google. Di tahun-tahun mendatang hal tersebut akan semakin menjadi keniscayaan.

Google akan menjadi titik awal pencarian atas kualitas institusi pendidikan. Kita akan ditarik masuk untuk menuju institusi pendidikan yang relevan dengan kata kunci yang kita masukkan di Google. Lalu dengan mudah kita akan disuguhi sajian informasi lewat web institusi pendidikan tersebut. Dalam waktu yang bersamaan kita akan melakukan analisa serta sintesa yang menghasilkan akhir berupa pernyataan atas kualitas. Seberapa berkualitasnya institusi pendidikan yang webnya sedang kita kunjungi tersebut. Diawali dengan, bagaimana cara mendaftar ke institusi tersebut? Seperti apa prestasi yang dimiliki? Bagaimana fasilitas yang diberikan, kurikulum yang dijalankan, siapa saja tim pengajarnya, dst. dst… Google telah menggiring siapapun untuk mencapai situs yang dicari, karena itu, sudah siapkah situs yang dituju tersebut untuk disinggahi?

Terbayang oleh Anda bila hasil pencarian dengan mesin pencari tersebut malah menghasilkan hal-hal yang negatif, misalnya berupa tautan yang menuju tulisan yang berisi kemarahan mahasiswa atas kualitas pengajaran. Artikel mengenai aktivitas dosen yang berbeda 180º dengan kegiatan ajar mengajar. Termasuk bila menjumpai situs yang kosong, tak terbarui,  info yang dimiliki begitu seadanya. Sudah dipastikan, di detik yang sama institusi tersebut telah kehilangan sedemikian banyak potensi positif yang semestinya dapat diciptakan.

Ini tak lagi soal peringkat webometric, juga tak hanya bicara soal proses pemasaran yang bermuara pada aktivitas mencari anak didik sebanyak-banyaknya. Mengembangkan situs pendidikan yang berkualitas adalah satu bentuk komitmen nyata untuk menyebarluaskan ilmu ke masyarakat. Integritas dengan sendirinya terbangun bila sedemikian banyak ilmu yang bisa didapatkan di situs tersebut. Tak hanya institusinya yang akan terbangun, namun juga seluruh elemen yang terdapat di institusi tersebut, tentunya termasuk juga di dalamnya para pengajar dan anak didiknya.

Dunia maya akan selalu bicara tentang “ditemukan” dan “menemukan”, karena itu sudah siapkah kita untuk ditemukan? Jangan-jangan kita tidak dapat ditemukan karena kita tidak memiliki instrumen ataupun elemen untuk dapat ditemukan!